Senin, 22 Oktober 2012

(Vibiznews – Strategic) – Inovasi tidak bisa sejalan dengan Six Sigma? Caterpillar menunjukkan bahwa mereka bisa mengimplementasikan keduanya dengan baik. Berikut ini adalah contoh kisah sukses Caterpillar seperti disarikan dari laporan IBM Global Business Services.

Sekitar 8 tahun lalu, Caterpillar dilanda masalah yakni empat tahun dengan pendapatan yang flat serta persaingan yang semakin ketat. Sehingga untuk memenangkan persaingan kembali dan mendongkrak growth, maka Caterpillar memutuskan untuk mengadopsi pendekatan Lean Six Sigma, yang juga mereka sebut dengan ‘6 Sigma’ pada Januari 2001. Tujuan mereka adalah menciptakan customer-driven innovation secara kontinu. Tantangan yang mereka hadapi sangat besar, dengan 27 unit bisnis terpisah dan karyawan lebih dari 72,000 orang yang berada di enam benua berbeda dan berbicara dalam berbagai bahasa.

Transformasi terbesar yang dilakukan Caterpillar adalah dari aplikasi pendekatan Six Sigma menjadi pengembangan strategi. Pemimpin berperan disini, karena menggunakan hasil pengumpulan dan analisa data pelanggan, pasar dan kapabilitas perusahaan sendiri, para CEO dan komite strategic planning merancang sebuah visi mendetail untuk Caterpillar tahun 2020. Visi ini dibagi menjadi 3 rencana lima tahunan. Visi ini menetapkan ukuran mengenai seluruh faktor penting yang menjadi kunci sukses organisasi, mulai dari posisi pasar, kualitas, kinerja order-to-delivery, safety, dan faktor penting lainnya. Sehingga, perusahaan secara keseluruhan memiliki tujuan spesifik yang sama.

Pelaksanaan awal 6 Sigma terdiri dari 1,100 proyek, mulai dari perbaikan kecil, inovasi produk baru hingga pendekatan radikal dalam bekerja. Salah satu perubahan pertama pada proses adalah merancang supaya R&D meliputi interaksi langsung dengan pelanggan. Sehingga, mulai dari teknisi, karyawan, dan klien bekerjasama untuk memecahkan masalah dan mengembangkan solusi, serta menjalin hubungan dengan baik.

Misalnya melalui hubungannya dengan pelanggan asal Kanada yang merupakan perusahaan penambang minyak dari pasir, mereka mempelajari bagaimana cara mengekstrak minyak dari pasir. Sehingga insight ini membantu perusahaan dalam membentuk truk tambang yang sama sekali berbeda dari sebelumnya. Caterpillar kemudian merancang truk tambang yang tersedia untuk lima konfigurasi unik, yang disesuaikan dengan profil tanah. Sehingga, pelanggan seperti dari pertambangan minyak pasir, juga bisa memilih konfigurasi sesuai dengan mereka.

Mereka juga berhasil mengembangkan mesin diesel yang membuatnya unggul dalam persaingan. ACERT®Technology yang mereka miliki dapat mereduksi emisi dan lebih efisien. Caterpillar juga mendesain ulang jadwal proses produksi pada fasilitas manufaktur Caterpillar, sehingga dapat memangkas lead time sebesar 50 persen.

Secara kseluruhan, Caterpillar menuai hasil yang luar biasa dari inisiatif Lean Six Sigma yang mereka jalankan. Pada tahun pertama peluncuran 6 Sigma secara global, Caterpillar berhasil memperoleh benefit yang lebih besar dibandingkan biaya implementasinya. Sejak itu, 6 Sigma menjadi salah satu komponen penting dalam kesuksesan Caterpillar.

Salah satu hal yang berperan penting adalah peran pemimpin dalam merancang dan mengelola perubahan ini. Mereka berkomitmen untuk menerapkan 6 Sigma pada Caterpillar, dan menciptakan visi mendetail hingga 2010. Komunikasi yang jelas dari pemimpin ke organisasi tentunya juga menjadi kunci sukses mereka. (RP)


sumber : 
(Vibiznews – Strategic) – Inovasi tidak bisa sejalan dengan Six Sigma? Caterpillar menunjukkan bahwa mereka bisa mengimplementasikan keduanya dengan baik. Berikut ini adalah contoh kisah sukses Caterpillar seperti disarikan dari laporan IBM Global Business Services.

Sekitar 8 tahun lalu, Caterpillar dilanda masalah yakni empat tahun dengan pendapatan yang flat serta persaingan yang semakin ketat. Sehingga untuk memenangkan persaingan kembali dan mendongkrak growth, maka Caterpillar memutuskan untuk mengadopsi pendekatan Lean Six Sigma, yang juga mereka sebut dengan ‘6 Sigma’ pada Januari 2001. Tujuan mereka adalah menciptakan customer-driven innovation secara kontinu. Tantangan yang mereka hadapi sangat besar, dengan 27 unit bisnis terpisah dan karyawan lebih dari 72,000 orang yang berada di enam benua berbeda dan berbicara dalam berbagai bahasa.

Transformasi terbesar yang dilakukan Caterpillar adalah dari aplikasi pendekatan Six Sigma menjadi pengembangan strategi. Pemimpin berperan disini, karena menggunakan hasil pengumpulan dan analisa data pelanggan, pasar dan kapabilitas perusahaan sendiri, para CEO dan komite strategic planning merancang sebuah visi mendetail untuk Caterpillar tahun 2020. Visi ini dibagi menjadi 3 rencana lima tahunan. Visi ini menetapkan ukuran mengenai seluruh faktor penting yang menjadi kunci sukses organisasi, mulai dari posisi pasar, kualitas, kinerja order-to-delivery, safety, dan faktor penting lainnya. Sehingga, perusahaan secara keseluruhan memiliki tujuan spesifik yang sama.

Pelaksanaan awal 6 Sigma terdiri dari 1,100 proyek, mulai dari perbaikan kecil, inovasi produk baru hingga pendekatan radikal dalam bekerja. Salah satu perubahan pertama pada proses adalah merancang supaya R&D meliputi interaksi langsung dengan pelanggan. Sehingga, mulai dari teknisi, karyawan, dan klien bekerjasama untuk memecahkan masalah dan mengembangkan solusi, serta menjalin hubungan dengan baik.

Misalnya melalui hubungannya dengan pelanggan asal Kanada yang merupakan perusahaan penambang minyak dari pasir, mereka mempelajari bagaimana cara mengekstrak minyak dari pasir. Sehingga insight ini membantu perusahaan dalam membentuk truk tambang yang sama sekali berbeda dari sebelumnya. Caterpillar kemudian merancang truk tambang yang tersedia untuk lima konfigurasi unik, yang disesuaikan dengan profil tanah. Sehingga, pelanggan seperti dari pertambangan minyak pasir, juga bisa memilih konfigurasi sesuai dengan mereka.

Mereka juga berhasil mengembangkan mesin diesel yang membuatnya unggul dalam persaingan. ACERT®Technology yang mereka miliki dapat mereduksi emisi dan lebih efisien. Caterpillar juga mendesain ulang jadwal proses produksi pada fasilitas manufaktur Caterpillar, sehingga dapat memangkas lead time sebesar 50 persen.

Secara kseluruhan, Caterpillar menuai hasil yang luar biasa dari inisiatif Lean Six Sigma yang mereka jalankan. Pada tahun pertama peluncuran 6 Sigma secara global, Caterpillar berhasil memperoleh benefit yang lebih besar dibandingkan biaya implementasinya. Sejak itu, 6 Sigma menjadi salah satu komponen penting dalam kesuksesan Caterpillar.

Salah satu hal yang berperan penting adalah peran pemimpin dalam merancang dan mengelola perubahan ini. Mereka berkomitmen untuk menerapkan 6 Sigma pada Caterpillar, dan menciptakan visi mendetail hingga 2010. Komunikasi yang jelas dari pemimpin ke organisasi tentunya juga menjadi kunci sukses mereka. (RP)


sumber : 

Inovasi Six Sigma di Caterpillar

(Vibiznews – Strategic) – Inovasi tidak bisa sejalan dengan Six Sigma? Caterpillar menunjukkan bahwa mereka bisa mengimplementasikan keduanya dengan baik. Berikut ini adalah contoh kisah sukses Caterpillar seperti disarikan dari laporan IBM Global Business Services.

Sekitar 8 tahun lalu, Caterpillar dilanda masalah yakni empat tahun dengan pendapatan yang flat serta persaingan yang semakin ketat. Sehingga untuk memenangkan persaingan kembali dan mendongkrak growth, maka Caterpillar memutuskan untuk mengadopsi pendekatan Lean Six Sigma, yang juga mereka sebut dengan ‘6 Sigma’ pada Januari 2001. Tujuan mereka adalah menciptakan customer-driven innovation secara kontinu. Tantangan yang mereka hadapi sangat besar, dengan 27 unit bisnis terpisah dan karyawan lebih dari 72,000 orang yang berada di enam benua berbeda dan berbicara dalam berbagai bahasa.

Transformasi terbesar yang dilakukan Caterpillar adalah dari aplikasi pendekatan Six Sigma menjadi pengembangan strategi. Pemimpin berperan disini, karena menggunakan hasil pengumpulan dan analisa data pelanggan, pasar dan kapabilitas perusahaan sendiri, para CEO dan komite strategic planning merancang sebuah visi mendetail untuk Caterpillar tahun 2020. Visi ini dibagi menjadi 3 rencana lima tahunan. Visi ini menetapkan ukuran mengenai seluruh faktor penting yang menjadi kunci sukses organisasi, mulai dari posisi pasar, kualitas, kinerja order-to-delivery, safety, dan faktor penting lainnya. Sehingga, perusahaan secara keseluruhan memiliki tujuan spesifik yang sama.

Pelaksanaan awal 6 Sigma terdiri dari 1,100 proyek, mulai dari perbaikan kecil, inovasi produk baru hingga pendekatan radikal dalam bekerja. Salah satu perubahan pertama pada proses adalah merancang supaya R&D meliputi interaksi langsung dengan pelanggan. Sehingga, mulai dari teknisi, karyawan, dan klien bekerjasama untuk memecahkan masalah dan mengembangkan solusi, serta menjalin hubungan dengan baik.

Misalnya melalui hubungannya dengan pelanggan asal Kanada yang merupakan perusahaan penambang minyak dari pasir, mereka mempelajari bagaimana cara mengekstrak minyak dari pasir. Sehingga insight ini membantu perusahaan dalam membentuk truk tambang yang sama sekali berbeda dari sebelumnya. Caterpillar kemudian merancang truk tambang yang tersedia untuk lima konfigurasi unik, yang disesuaikan dengan profil tanah. Sehingga, pelanggan seperti dari pertambangan minyak pasir, juga bisa memilih konfigurasi sesuai dengan mereka.

Mereka juga berhasil mengembangkan mesin diesel yang membuatnya unggul dalam persaingan. ACERT®Technology yang mereka miliki dapat mereduksi emisi dan lebih efisien. Caterpillar juga mendesain ulang jadwal proses produksi pada fasilitas manufaktur Caterpillar, sehingga dapat memangkas lead time sebesar 50 persen.

Secara kseluruhan, Caterpillar menuai hasil yang luar biasa dari inisiatif Lean Six Sigma yang mereka jalankan. Pada tahun pertama peluncuran 6 Sigma secara global, Caterpillar berhasil memperoleh benefit yang lebih besar dibandingkan biaya implementasinya. Sejak itu, 6 Sigma menjadi salah satu komponen penting dalam kesuksesan Caterpillar.

Salah satu hal yang berperan penting adalah peran pemimpin dalam merancang dan mengelola perubahan ini. Mereka berkomitmen untuk menerapkan 6 Sigma pada Caterpillar, dan menciptakan visi mendetail hingga 2010. Komunikasi yang jelas dari pemimpin ke organisasi tentunya juga menjadi kunci sukses mereka. (RP)


sumber : http://www.managementfile.com

Peran Krusial Six Sigma dalam Pemerintahan

(managementfile – Quality) – Six Sigma selama ini selalu diasosiasikan dengan perusahaan manufaktur. Padahal, Six Sigma juga dapat diimplementasikan pada area lainnya, seperti perusahaan jasa, bahkan pemerintahan. Bagaimana pemerintah dapat memanfaatkan Six Sigma untuk meningkatkan kinerja?

Peran Six Sigma dalam pemerintahan terdapat pada level makro maupun mikro. Pada level makro, pemerintah berfungsi sebagai stimulator maupun katalis untuk menciptakan perekonomian dalam suatu negara, seperti investasi, fiskal, perdagangan hingga kebijakan. Sementara itu, pada level makro, Six Sigma membantu dalam meningkatkan pengelolaan pemerintahan, supaya lebih efektif, efisien dan ekonomis.

Dalam mengelola negara, pemerintah mengalami dilema. Di satu sisi, mereka harus memberikan berbagai layanan lengkap kepada publik. Sementara itu, di sisi lain, pemerintah juga dituntut untuk efisien, tidak menghamburkan uang negara yang berasal dari pajak masyarakat. Six Sigma bisa menjadi tools yang sangat bermanfaat karena selain punya fokus kepada kepuasan pelanggan, juga dapat memangkas biaya secara signifikan.

Red Tape Reduction
Pemerintah merupakan institusi yang membuat regulasi dan kebijakan. Pemerintah idealnya membuat regulasi yang seefisien mungkin, dengan demikian sektor swasta tidak terbebani dengan regulasi yang terlalu banyak, sehingga biaya yang mereka keluarkan juga lebih sedikit. Usaha pemerintah dalam mengurangi dan memperbaiki regulasi seringkali disebut sebagai `red tape reduction`

Dengan melakukan red tape reduction, tentunya pemerintah dapat menjalankan proses yang lebih efisien. Sementara itu, dengan regulasi yang lebih baik pemerintah juga menurunkan biaya yang ditanggung oleh sektor swasta. Misalnya, pemerintah daerah yang memperbaiki regulasi terkait dengan perizinan investasi, sehingga memperbaiki iklim investasi. Iklim investasi yang membaik tentunya mendorong investor untuk datang, sehingga pertumbuhan ekonomi bakal meningkat.

Apa saja yang diperlukan untuk menerapkan Six Sigma dalam pemerintahan?

Komitmen Pemimpin. Pemimpin harus punya komitmen yang kuat untuk mengimplementasikan Six Sigma dalam pemerintahannya jika ingin sukses. Perubahan yang radikal akibat Six Sigma tentunya akan dapat banyak penolakan, oleh karena itu pemimpin harus menjadi pihak penggerak utama.

Selaras dengan Strategi dan Visi. Six Sigma harus selaras dengan strategi dan visi pemerintah, sehingga dapat memberikan dampak yang signifikan.

Fokus pada Pelanggan. Six Sigma selalu fokus pada kebutuhan pelanggan, dan selalu dimulai dari sana. Pertama-tama yang dilakukan adalah mengidentifikasi proses, output, serta pelanggan-pelanggan yang dilayani. Kemudian baru identifikasi apa saja customer requirement.

Infrastruktur formal Six Sigma dalam organisasi Anda juga penting, diantaranya yakni sponsor/champions, process owner, Master Black Belt, Black Belt, Green Belt serta anggota tim.

Training, yang merupakan salah satu faktor vital juga dalam implementasi Six Sigma. Selain untuk mengkomunikasikan pentingnya Six Sigma, seluruh karyawan juga perlu untuk punya pemahaman mendalam mengenai metode Six Sigma, serta berbagai tools dan metrik yang digunakan di dalamnya.

• Six Sigma harus menjadi bagian dari culture dari aktivitas yang dilakukan sehari-hari. Mindset dan culture Six Sigma harus ditanamkan pada diri setiap orang, jika tidak maka implementasi terancam gagal. Oleh karena itu, perlu disiapkan strategi untuk menghadapi penolakan terhadap Six Sigma

Kinerja dan remunerasi juga harus terhubung langsung dengan Six Sigma. Lebih dari 60% perusahaan yang kinerjanya cemerlang dalam Six Sigma mengaitkan reward dengan strategi bisnis dan proyek Six Sigma.

Six Sigma dapat membantu pemerintah dalam menjalankan berbagai pelayanannya terhadap publik, penegakan hukum, serta membantu berbagai departemen dalam bidang keuangan, SDM, memperbaiki proses dan melakukan penghematan. Selain itu, Six Sigma juga bakal menciptakan culture efisien dan tanggung jawab kepada karyawan pemerintahan.

Di AS, Fort Wayne, Indiana merupakan salah satu kota yang pertama kali mengimplementasikan Six Sigma. Mereka memanfaatkan metode Six Sigma untuk melakukan perbaikan pada berbagai bidang, seperti mengontrol polusi limbah, SDM, transportasi, sampah, community development, dan lainnya. Six Sigma berhasil menekan biaya, meningkatkan pelayanan terhadap pelanggan, serta meningkatkan produktivitas pemerintah kota. Hasilnya, proyek Six Sigma berhasil menghasilkan penghematan sebesar $3 juta bagi kota tersebut.

sumber : http://www.managementfile.com

Mengenal Thoughts Process Map, Tool Six Sigma

(managementfile – Quality) – Untuk menjalankan suatu proyek Six Sigma dengan sukses, maka Anda harus mempunyai fondasi yang kuat. Salah satu perangkat yang digunakan untuk memantapkan fondasi ini adalah Thought Process Map yang biasa disingkat TMAP atau TPM.

TMAP adalah suatu bentuk visual dari sejumlah ide, pemikiran, dan pertanyaan yang terkait dengan penyelesaian suatu tujuan proyek yang asalnya dari individu maupun tim. TMAP seharusnya menjadi salah satu tool yang digunakan dalam awal proses Six Sigma. TMAP berisikan informasi yang terstruktur, yang dapat bermanfaat sebagai referensi bagi tim dalam menjalankan proses DMAIC proyek.

Elemen dari TMAP, sekurang-kurangnya meliputi:
1. Tujuan proyek atau statement permasalahan
2. Area/bagian tertentu dari proses yang perlu dianalisa
3. Isu atau pertanyaan yang perlu ditangani
4. Data dan informasi yang diketahui mengenai isu/pertanyaan tersebut
5. Data dan informasi yang tidak diketahui mengenai isu/pertanyaan tersebut
6. Asumsi awal mengenai tiap isu/pertanyaan
7. Data dan informasi apa saja yang dibutuhkan
8. Hambatan utama dalam mencapai tujuan proyek
9. Keterkaitan isu/pertanyaan satu sama lainnya
10. Perangkat Six Sigma yang akan digunakan

TMAP tidak hanya punya perspektif ke belakang, melainkan juga ke depan. Dokumen TMAP terdiri dari berbagai ide dan keputusan yang telah dijalankan dalam aktivitas Six Sigma, serta keterkaitannya satu sama lain. Selain itu, TMAP juga menggambarkan aktivitas yang akan dilakukan oleh tim di masa depan dalam jangka pendek.

Manfaat-manfaat dalam menggunakan TMAP diantaranya adalah:
• perangkat yang efektif untuk memastikan bahwa seluruh isu dan masalah mengenai proyek sudah diidentifikasi dan ditangani sejak awal proyek
• cara yang efektif dalam melakukan brainstorming, mengumpulkan informasi, melihat sudut pandang, serta meringkas data. TMAP mengidentifikasi asumsi yang dibuat tim, serta tindakan yang akan diambil.
• menyediakan gambaran visual mengenai perkembangan ide dan isu terkait dengan proyek, sehingga lebih mudah dipahami

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menciptakan suatu TMAP, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Definisikan Tujuan Proyek
Tujuan proyek adalah hal pertama yang perlu didefinisikan. Apa yang ingin dicapai dari proyek ini? Masalah apa yang perlu diselesaikan? Atau peluang apa yang muncul?

Definisikan ruang lingkup proyek, kalimat permasalahan, tujuan, manfaat, anggota tim, process owner serta Champion dari proyek. Kalimat permasalahan dan tujuan biasanya ditaruh di paling atas dari sebuah TMAP, kemudian empat langkah selanjutnya digambar di bawahnya.

2. Daftar Known dan Unknown
Buat dua kolom, untuk mendaftar informasi known dan unknown, yang sudah diketahui dan tidak diketahui. Informasi ini meliputi antara lain waktu, metrik, biaya, isu, hambatan, masalah, persyaratan pelanggan, output, input, langkah proses, kuantitas, lokasi, dan sebagainya.

Penting bagi Anda untuk mendata informasi yang telah diketahui, namun mendata informasi yang belum diketahui dan harus dicaritahu juga penting.

3. Tanyakan Pertanyaan DMAIC dan Kelompok
Selanjutnya, ajukan pertanyaan dari perspektif kategori DMAIC: Define, Measure, Analyze, Improve dan Control. Ini adalah lima area yang akan menjadi kategori dari seluruh pertanyaan-pertanyaan. Ini merupakan salah satu latihan brainstorming. Misalnya:

Define: Siapa pelanggan kita? Bahan baku apa yang digunakan?
Measure: Metrik apa yang digunakan?

Kemudian, ajukan juga pertanyaan berdasarkan perspektif kelompok yang berada dalam proses ataupun terkait dengan proses. Misalnya:

Transportasi: bagaimana transportasi dilakukan? seberapa jauh perjalanan?
Processing: seberapa lama waktu antri?

4. Urut dan Kaitkan Pertanyaan
Selanjutnya, urutkan pertanyaan, kemudian kaitkan satu pertanyaan dengan pertanyaan. Sehingga, dengan demikian maka Anda akan melihat bahwa satu hal punya keterkaitan yang tinggi dengan hal lain. Dalam langkah ini mungkin Anda juga akan menemukan banyak pertanyaan yang bisa ditambahkan.

5. Identifikasi Tools
Kemudian, tim harus mengidentifikasi tools Six Sigma yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas. Buat empat kolom yang isinya pertanyaan, tools/metode, siapa yang bertanggung jawab, serta jadwal.

6. Hasil
Setelah menjalankan tools Six Sigma, selanjutnya buat daftar hasilnya. Kemudian, ulangi langkah 3 hingga 6 sepanjang proyek tersebut berjalan.

Demikian adalah sekilas pengenalan mengenai Thoughts Process Map, yang sangat bermanfaat terutama dalam menjalankan proyek Six Sigma. Dengan adanya TMAP, maka proyek Six Sigma bisa dilakukan secara lebih terarah dan terencana.


sumber: http://www.managementfile.com

Menggabungkan Six Sigma dan Balance Scorecard

(managementfile – Quality) – Untuk melakukan continuous improvement dalam organisasi, salah satu metode yang digunakan adalah Six Sigma. Jika Six Sigma digabungkan dengan Balanced Scorecard, maka keduanya menjadi tool yang makin powerful, karena menyelaraskan antara proyek Six Sigma dengan tujuan dan strategi organisasi.

Six Sigma merupakan aktivitas proyek yang dilakukan organisasi dalam rangka continuous improvement, yang diharapkan dapat menghasilkan penghematan sekaligus meningkatkan kinerja.

Sementara itu, Balanced Score Card merupakan tool yang dapat membantu organisasi untuk berfokus kepada aspek-aspek penting dalam bisnis, sekaligus melakukan evaluasi terhadap perkembangan yang sudah dicapai. Dalam Balanced Score Card, karyawan harus mengubah tujuan organisasi menjadi metrik kinerja dari empat aspek. Keempat aspek berikut inilah yang menjadi sudut pandang dari Balanced Score Card.

Implementasi Six Sigma di Industri Jasa

(managementfile – quality) – Six Sigma merupakan metodologi yang awalnya dipopulerkan oleh Motorola pada tahun 80-an untuk melakukan quality improvement. Setelah itu, sejumlah perusahaan besar lain turut mengimplementasikannya, termasuk General Electric, Ford Motor, dan 3M.

Sebagian besar perusahaan yang mengimplementasikan Six Sigma adalah perusahaan manufaktur, sehingga terjadi suatu miskonsepsi bahwa metode ini hanya bisa digunakan oleh industri manufaktur saja. Hanya karena dalam industri jasa tidak ada ukuran berupa produk yang cacat, bukan berarti Six Sigma tidak dapat diimplementasikan disana.

Perbedaaan Six Sigma pada Industri Manufaktur dan Jasa
Pada industri manufaktur, pada umumnya ukuran yang dilihat adalah dari jumlah produk yang cacat. Dalam produk jasa, tidak bisa saklek seperti itu, karena industri jasa seringkali tidak menghasilkan produk.

Dalam industri jasa, proses yang diukur adalah people process karena memang itu adalah yang menjadi komponen utama dari industri jasa. Intinya, defect dalam industri jasa adalah masalah yang menyebabkan penurunan dalam hal kualitas atau mengakibatkan pelanggan tidak puas.

Misalnya, dalam industri perbankan: lamanya durasi untuk membuka rekening, atau lamanya suatu pinjaman cair, lamanya pemrosesan statement, dan sebagainya.

Selasa, 31 Juli 2012


Pengertian Keputusan

Literatur manajemen menyatakan bahwa suatu keputusan adalah penentuan suatu pilihan. Ada yang menyatakan keputusan sebagai pilihan tentang suatu bagian tindakan atau di sebut course of action (Simon: 1960). Sedangkan menurut Daihani (2001: 34): “Keputusan adalah suatu pilihan dari strategi tindakan atau di sebut strategy for action”.
Melengkapi pendapat para ahli di atas, Daihani (2001: 34) menambahkan kata alternatif dalam definisinya. Selengkapnya kedua ahli tersebut merumuskan bahwa :
·         Keputusan adalah suatu pilihan yang mengarah kepada tujuan yang diinginkan (to a  certain desired objective).
·         Keputusan adalah aktivitas pemilihan tindakan dari sekumpulan alternatif untuk memecahkan suatu masalah.
Menurut Hasan (2002: 9): “Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam perencanaan. Keputusan dapat berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula”.
Menurut Agustina (2003: 6): “Keputusan adalah pilihan di antara alternatif-alternatif”. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu adalah pilihan atas dasar logika atau pertimbangan, ada beberapa alternatif yang harus dipilih dari salah satu yang terbaik, dan ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah yang dilakukan melalui satu pemilihan dari beberapa alternatif

Tingkatan Tehnologi DSS



 Turban (1995: 108) maupun Sparague and Watson (1993: 10) menyatakan bahwa dalam merancang serta menggunakan DSS dikenal tiga tingkatan tehnologi yang berupa perangkat keras (hardware) atau perangkat lunak (software). Tingkatan tersebut dipergunakan oleh orang-orang dengan kemampuan tehnik yang berbeda, dan pada dasarnya bervariasi dalam cakupan tugas dimana mereka dapat diaplikasikan.

A.    Specific Decision Support System (SDSS)     

Specific Decision Support System (SDSS) adalah sistem yang ditujukan untuk membantu pemecahan serangkaian masalah dengan karakteristik yang spesifik. Melalui pengkombinasian model, basis data serta tehnik representasi tertentu, sistem ini menghasilkan berbagai alternatif yang akan memudahkan pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya. Sistem ini pada hakikatnya, dapat juga digunakan untuk menjelaskan, memperkuat atau memberikan justifikasi terhadap suatu keputusan yang akan diambil oleh manajemen. Contoh dari SDSS ini adalah sistem interaktif grafik dalam evaluasi penjadwalan produksi.

B.     Decision Support System Generator (DSSG)

Menurut Sprague and Watson (1993: 9) Decision Support System Generator (Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan) ini merupakan suatu paket yang menghubungkan perangkat keras (hardware) dengan perangkat lunak (software) yang menyediakan kemampuan untuk membangun suatu SDSS secara cepat dan mudah.
Salah satu contoh pengembangan pertama dari DSSG adalah Geodata Analysis and Display (GADS). GADS ini berisi peta, kamus data dan alternatif prosedur yang kemudian dipakai dalam pembuatan SDSS pada sistem kepolisian di San Jose. Berikutnya adalah Interactive Financial Planning System (IFPS) dari Executive Systems. DSSG diantaranya meliputi fasilitas penyiapan laporan, bahasa simulasi, tampilan grafik, subrutin statistik, dan sebagainya.

C. Decision Support System Tools (DSST)

Menurut Suryadi dan Ramdhani (1998: 43) sistem ini merupakan tehnologi yang paling dasar dalam merancang dan membangun DSS. DSST terdiri dari elemen hardware dan software yang dapat memudahkan pengembangan SDSS dan DSSG. Tingkatan tehnologi ini yang paling banyak dikembangkan akhir-akhir ini, termasuk didalamnya pengembangan bahasa untuk keperluan tertentu, peningkatan sistem operasi untuk mendukung perancangan subsistem dialog, perancangan grafik berwarna, dan perancangan subsistem lainnya. Yang termasuk dengan kategori-kategori tehnologi ini antara lain bahasa pemrograman (BASIC, FORTRAN, DBASE IV, C, PASCAL, dan sebagainya), sistem operasi komputer khusus, perangkat lunak pengakses data, dan sebagainya.

Tujuan, Kelebihan dan Kekurangan dari DSS




Tujuan

Secara global, dapat dikatakan bahwa tujuan dari DSS adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan dengan memberikan alternatif-alternatif keputusan yang lebih banyak atau lebih baik dan membantu untuk merumuskan masalah dan keadaan yang dihadapi. Dengan demikian DSS dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Jadi dapatlah dikatakan secara singkat bahwa tujuan DSS adalah untuk meningkatkan efektivitas (do the right things) dan efesiensi (do the things right) dalam pengambilan keputusan. Walaupun demikian, penekanan dari suatu DSS adalah pada peningkatan efektivitas dari pengambilan keputusan dari pada efisiensinya.

Kelebihan DSS

Decision Support System (DSS) dapat memberikan beberapa keuntungan- keuntungan bagi pemakainya. Menurut Turban (1995: 87) maupun McLeod (1995: 103) keuntungan-keuntungan tersebut meliputi:  
1.      Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi untuk pengambilan keputusan.
2.      Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3.      Menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat diandalkan.
4.      Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan, meskipun seandainya DSS tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dapat digunakan sebagai stimulan dalam memahami persoalan.
5.      Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang diambilnya.
6.      Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan dengan penghematan waktu, tenaga dan biaya.

Kekurangan DSS

Walaupun dirancang dengan sangat teliti dan mempertimbangkan seluruh faktor yang ada, menurut Turban (1995: 250) DSS mempunyai kelemahan atau keterbatasan, diantaranya yaitu:
1.      Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.
2.      DSS terbatas untuk memberikan alternatif dari pengetahuan yang diberikan kepadanya (pengatahuan dasar serta model dasar) pada waktu perancangan program tersebut.
3.      Proses-proses yang dapat dilakukan oleh DSS biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakan.
4.      Harus selalu diadakan perubahan secara kontinyu untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan yang terus berubah agar sistem tersebut up to date.
5.      Bagaimanapun juga harus diingat bahwa DSS dirancang untuk membantu/mendukung pengambilan keputusan dengan mengolah informasi dan data yang diperlukan, dan bukan untuk mengambil alih pengambilan keputusan.

Karakteristik DSS


Karakteristik DSS

Beberapa karakteristik DSS yang membedakan dengan sistem informasi lainnya adalah:
1.      Berfungsi untuk membantu proses pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun tidak terstruktur.
2.      Bekerja dengan melakukan kombinasi model-model dan tehnik-tehnik analisis dengan memasukkan data yang telah ada dan fungsi pencari informasi.
3.      Dibuat dengan menggunakan bentuk yang memudahkan pemakai (user friendly) dengan berbagai instruksi yang interaktif sehingga tidak perlu seorang ahli komputer untuk menggunakannya.
4.      Sedapat mungkin dibuat dengan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang tinggi untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan dalam lingkungan dan kebutuhan pemakai.
5.      Keunikannya terletak pada dimungkinkannya intuisi dan penilaian pribadi pengambil keputusan untuk turut dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System).


Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

sub : Definisi DSS

Konsep Decision Support System pertama kali dinyatakan oleh Michael S. Scott Morton pada tahun 1970 dengan istilah “Management Decision System” (Sprague and Watson: 1993: 4) (Turban: 1995) (McLeod: 1995). Setelah pernyataan tersebut, beberapa perusahaan dan perguruan tinggi melakukan riset dan mengembangkan konsep Decision Support System. Pada dasarnya DSS dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif.
Ada berbagai pendapatan mengenai DSS, antara lain disebutkan di bawah ini (Daihani: 2001: 54):
1.      Menurut Scott, DSS merupakan suatu sistem interaktif berbasis komputer, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur, yang intinya mempertinggi efektifitas pengambil keputusan.
2.      Menurut Alavi and Napier, DSS merupakan suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem ini harus sederhana, mudah dan adaptif.
3.      Menurut Little, DSS adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
4.      Menurut Sparague and Carlson, DSS adalah sistem komputer yang bersifat mendukung dan bukan mengambil alih suatu pengambilan keputusan untuk masalah-masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
5.      Sedangkan menurut Al-Hamdany (2003: 519), DSS adalah sistem informasi interaktif yang mendukung proses pembuatan keputusan melalui presentasi informasi yang dirancang secara spesifik untuk pendekatan penyelesaian masalah dan kebutuhan-kebutuhan aplikasi para pembuat keputusan, serta tidak membuat keputusan untuk pengguna.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa DSS adalah suatu sistem informasi yang spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur secara efektif dan efisien, serta tidak menggantikan fungsi pengambil keputusan dalam membuat keputusan.
Karena DSS merupakan suatu pendukung pengambilan keputusan dengan menggunakan berbagai informasi yang ada, maka Raymond McLeod Jr. (1993) memasukkan DSS sebagai bagian dari Management Information System dan mendefinisikan DSS sebagai sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan. Menurut Laudon dan Laudon (1996: 46) meskipun DSS merupakan bagian dari MIS, namun terdapat perbedaan di antara keduanya. Perbedaan utamanya yaitu:
·         MIS menghasilkan informasi yang lebih bersifat rutin dan terprogram.
·         DSS lebih dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan yang spesisfik.

Macam-macam Keputusan


Macam-macam Keputusan

Menurut Kendall dan Kendall (2002: 37) terdapat tiga macam keputusan, yang biasanya dibayangkan oleh banyak orang bahwa keputusan sebagai keputusan-keputusan yang sudah ada dalam suatu deretan langkah dari terstruktur ke tidak terstruktur.

1.      Keputusan terstruktur adalah suatu keputusan di mana semua atau sebagian besar dari variabel-variabel yang ada diketahui dan bisa diprogram secara total. Keputusan yang terstruktur bersifat rutin dan memerlukan sedikit pendapat manusia begitu variabel-variabel tersebut diprogram.
2.      Keputusan tidak terstruktur adalah keputusan yang tetap resistan terhadap komputerisasi dan tergantung sepenuhnya pada intuisi.
3.      Keputusan semi terstruktur adalah keputusan yang bisa diprogramkan sebagian namun masih memerlukan pendapat manusia.

REGRESI DALAM ANAKOVA


            Dari ANAKOVA yang telah kita lakukan, maka kita bisa melihat ada tiga macam regresi, yaitu:

1. regresi untuk keseluruhan Y atas keseluruhan X
2. regresi dalam perlakuan
3. regresi semua rata-rata untuk Y atas semua rata-rata untuk X (dalam contoh kita adalah reresi tiga rata- rata YA, YB,dan  YC atas tiga rata-rata XA, XB, dan XC)
            
Dalam ANAKOVA, kita berusaha untuk mengadakan koreksi atas penyesuaian nilai-nilai Y dalam perlakuan. Untuk koreksi ini, maka koefisien arah untuk regresi dalam perlakuan ditaksir oleh b dalam  rumus di bawah ini.
Dengan koefisien regresi ini, maka rata-rata Y dikoreksi kerena pengaruh X terhadap Y menjadi:
                                                      
                                                        Yio (dikoreksi) = Yio – b(Xio – Xoo)

Dengan                        Yio = rata-rata variabel Y dalam perlakuan ke i
                                    Xio = rata-rata variabel X dalam perlakuan ke i
                                    Xoo = rata-rata untuk semua variabel X

UJI ANAKOVA.


Perhatikan suatu studi tentang variable Y yang menjadi variabel respon akibat efek faktor atau faktor – faktor lain. Dalam bab-bab yang lalu, varriabel Y ini dianggap hanya terjadi semata-mata sebagai efek faktor atau faktor-faktor (termasuk interaksinya) yang kita perhatikan ditambah efek-efek umum dan kekeliruan yang kesemuanya diperhitungkan melalui suatu model matematika tertentu. Akan tetapi, ada kenyataanya nilai-nilai variabel Y bisa berubah-ubah oleh karena ada variabel lain, katakanlah X, di samping Y merupakan akibat efek faktor-faktor yang dipelajari. Jadi, kecuali faktor atau faktor-faktor memberikan efek terhadap Y, masih ada variabel (atau barangkali variabel-variabel) yang beubah-ubah seiring dengan terjadinya perubahan variabel Y. Variabel atau variabel – variabel X ini sering tidak mungkin dapat dikontrol selama kita melakukan eksperimen, akan tetapi masih dapat diukur bersama-sama dengan variabel Y. Variabel X yang bersifat demikian dinamakan variabel iringan tau variabel komitan.
            Dengan adanya hal seperti ini, maka untuk melakukan analisa mengenai variabel respon Y sebagi efek faktor atau efek faktor-faktor, maka perlulah terlebih dahulu ”memurnikan” variabel Y dari variabel konkomitan. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan ”menyingkirkan” pengaruh X terhadap Y baru lalu kemudian melakukan analisisi terhadap Y yang sudah dimurnbikan untuk melihat efek faktor-faktor yang dipelajari. Analisis ini dinakamakan analisis kovarians, disingkat ANAKOVA.

Contoh
Untuk mempelajari efek seberapa metoda mengajar berhitung kepada anak-anak SD kelas VI misalnya, sebelum metode tersebut digunkan, terlebih dahulu anak-anak diberi tes awal. Setelah metoda mengajar selesai diberikan, pada akhir pelajaran diberikan tes akhir yang isinya sama dengan tes awal. Atas kedua hasil tes ini, kita bisa menentukan variabel respon Y sebagai selisih nilai tes akhir dan nilai tes awal untuk tiap anak. Jika nilai tes awal kita sebut X, maka dalam hal ini ada kemungkinan bahwa respon Y dipengaruhi oleh variabel X mengajar yang digunakan. Dalam hal ini, sebelum diteliti mengenai Y sebagai efek metoda mengajar dengan menggunakna Anava, maka perlu dilakukan dahulu analisis regresi Y atas X. Dengan kata lain, untuk ini perlu dilakukan anilis kovarians.
            Dari uraian dan contoh di atas mudah ditangkap bahwa pada dasarnya analisis kovarians merupakan perkawinan antara analisi regresi dan analisis varians. Dalam hal ini analisi untuk hal-hal sederhana.  


aplikasi teknologi telekomunikasi dan teknologi komputer untuk mendukung proses pengambilan keputusan


Aplikasi teknologi komunikasi dan teknologi komputer untuk mendukung proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
·           Transaction Processing Systems (TPS)
adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS merupakan sistem tanpa batas yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan external dan pimpinan bisa melihat data yang dihasilkan oleh TPS secara langsung.
·           Management Information System ( MIS )
        Digunakan untuk mengkonversi data yang berasal dari TPS menjadi informasi yang berguna untuk mengelola organisasi dan memantau kinerja. Dipakai oleh semua level manajemen.
·           Decision Support System (DSS)
        Memiliki fungsi untuk mendukung pembuatan keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan actual masih merupakan wewenang ekslusif pembuat keputusan.Hampir sama dengan SIM tradisional karena keduanya sama-sama tergantung pada basisdata sebagai sumber data Expert System dan Artificial Inteligent.
·           Executive Information System (EIS)
adalah sistem informasi yng menyediakan fasilittas yang fleksibel bagi manajer dan eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan internal yang berguna untuk mengidentifikasi masalah atau mengenali peluang. Pemakai yang awam dengan computer pun tidak sulit mengoperasikannya karena system dilengkapi dengan antarmuka yang sangat memudahkan peakai untuk menggunakannya (user-friendly). Digunakan oleh manjemen tingkat menengah dan atas.
·           Excecutive Support Systems (ES)
        berfungsi untuk menyediakan pengetahuan pakar pada bidang tertentu untuk membanatu pemecahan masalah. Digunakan oleh orang yang hendak memecahkan masalah yang memerlukan kepakaran.
·           Office Automation System (OAS)
        OAS digunakan untuk mendukung pekerja data. Biasanya tidak menciptakan hal baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum membagikannya atau menyebarkannya secara keseluruhan, dengan organisasi dan kadang-kadang diluar itu. Contoh : Word Processing, Spreadsheets, electronic Schedule, Email, Video Conference

Decision support system adalah sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasi data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.
·           DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas.
·           DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan keputusan,tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambilan eputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang tersedia.

Pengertian kepemimpinan (leadership) dan lankah serta contoh di pemimpin di dunia pendidikan


Pengertian kepemimpinan (leadership)

Ada beberapa pengertian kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:
·           Kepemimpinan adalah kemampuan membujuk orang lain agar mau melakukan apa yang diinginkan oleh pemimpin dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
·           Kepemipinan adalah daya untuk mendorong dan mengarahkan orang-orang untuk bergerak mencari tujuan komunitas.                                                                                                                                         
·           Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, mendorong, menggerakkan, mengarahkan, dan  memberdayakan seluruh sumber  daya yang ada untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
·           Kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.


Pemimpin atau manager kelas dunia dan langkah-langkah apa yang dilakukan

Pemimpin atau manager kelas dunia adalah seorang pemimpin atau manager yang mampu membuat perubahan terjadi, bukan seorang pemimpin atau manager yang hanya dipengaruhi perubahan.

   Langkah–langkah yang dilakukan adalah:
1.      Merencanakan perubahan
2.      Menggabungkan system yang akan memfasilitasi perubahan
3.      Memberdayakan karyawan untuk membuat perubahan
4.      Memberikan penghargaan atas program perubahan yang sukses.

Penerapan kepemimpinan di Universitas Padjajaran:
Organisasi kemahasiswaan di UNPAD, yang lebih dikenal dengan nama KEMA (Keluarga Mahasiswa), dipimpin oleh satu presiden yang bertanggung jawab atas seluruh organisasi, namun Presiden juga dibantu oleh Wakil Presiden yang hanya bertanggung jawab atas pusat kegiatan organisasi dalam hal ini adalah UKM. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesatuan komando (unity of command) yang dipegang oleh satu pimpinan, yaitu Presiden. Dengan demikian meminimalisir konflik antar elemen yang kemungkinan bisa terjadi.
Kedudukan Presiden adalah tetap sebagai pemegang komando tertinggi dan pengambil keputusan walaupun ada Wakil Presiden untuk membantu sebagian tanggung jawabnya, namun otoritas Presiden tidak juga ikut dibagi dengan Wakil Presiden.