Selasa, 31 Juli 2012


Pengertian Keputusan

Literatur manajemen menyatakan bahwa suatu keputusan adalah penentuan suatu pilihan. Ada yang menyatakan keputusan sebagai pilihan tentang suatu bagian tindakan atau di sebut course of action (Simon: 1960). Sedangkan menurut Daihani (2001: 34): “Keputusan adalah suatu pilihan dari strategi tindakan atau di sebut strategy for action”.
Melengkapi pendapat para ahli di atas, Daihani (2001: 34) menambahkan kata alternatif dalam definisinya. Selengkapnya kedua ahli tersebut merumuskan bahwa :
·         Keputusan adalah suatu pilihan yang mengarah kepada tujuan yang diinginkan (to a  certain desired objective).
·         Keputusan adalah aktivitas pemilihan tindakan dari sekumpulan alternatif untuk memecahkan suatu masalah.
Menurut Hasan (2002: 9): “Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam perencanaan. Keputusan dapat berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula”.
Menurut Agustina (2003: 6): “Keputusan adalah pilihan di antara alternatif-alternatif”. Definisi ini mengandung tiga pengertian, yaitu adalah pilihan atas dasar logika atau pertimbangan, ada beberapa alternatif yang harus dipilih dari salah satu yang terbaik, dan ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa keputusan merupakan suatu pemecahan masalah yang dilakukan melalui satu pemilihan dari beberapa alternatif

Tingkatan Tehnologi DSS



 Turban (1995: 108) maupun Sparague and Watson (1993: 10) menyatakan bahwa dalam merancang serta menggunakan DSS dikenal tiga tingkatan tehnologi yang berupa perangkat keras (hardware) atau perangkat lunak (software). Tingkatan tersebut dipergunakan oleh orang-orang dengan kemampuan tehnik yang berbeda, dan pada dasarnya bervariasi dalam cakupan tugas dimana mereka dapat diaplikasikan.

A.    Specific Decision Support System (SDSS)     

Specific Decision Support System (SDSS) adalah sistem yang ditujukan untuk membantu pemecahan serangkaian masalah dengan karakteristik yang spesifik. Melalui pengkombinasian model, basis data serta tehnik representasi tertentu, sistem ini menghasilkan berbagai alternatif yang akan memudahkan pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya. Sistem ini pada hakikatnya, dapat juga digunakan untuk menjelaskan, memperkuat atau memberikan justifikasi terhadap suatu keputusan yang akan diambil oleh manajemen. Contoh dari SDSS ini adalah sistem interaktif grafik dalam evaluasi penjadwalan produksi.

B.     Decision Support System Generator (DSSG)

Menurut Sprague and Watson (1993: 9) Decision Support System Generator (Pembangkit Sistem Pendukung Keputusan) ini merupakan suatu paket yang menghubungkan perangkat keras (hardware) dengan perangkat lunak (software) yang menyediakan kemampuan untuk membangun suatu SDSS secara cepat dan mudah.
Salah satu contoh pengembangan pertama dari DSSG adalah Geodata Analysis and Display (GADS). GADS ini berisi peta, kamus data dan alternatif prosedur yang kemudian dipakai dalam pembuatan SDSS pada sistem kepolisian di San Jose. Berikutnya adalah Interactive Financial Planning System (IFPS) dari Executive Systems. DSSG diantaranya meliputi fasilitas penyiapan laporan, bahasa simulasi, tampilan grafik, subrutin statistik, dan sebagainya.

C. Decision Support System Tools (DSST)

Menurut Suryadi dan Ramdhani (1998: 43) sistem ini merupakan tehnologi yang paling dasar dalam merancang dan membangun DSS. DSST terdiri dari elemen hardware dan software yang dapat memudahkan pengembangan SDSS dan DSSG. Tingkatan tehnologi ini yang paling banyak dikembangkan akhir-akhir ini, termasuk didalamnya pengembangan bahasa untuk keperluan tertentu, peningkatan sistem operasi untuk mendukung perancangan subsistem dialog, perancangan grafik berwarna, dan perancangan subsistem lainnya. Yang termasuk dengan kategori-kategori tehnologi ini antara lain bahasa pemrograman (BASIC, FORTRAN, DBASE IV, C, PASCAL, dan sebagainya), sistem operasi komputer khusus, perangkat lunak pengakses data, dan sebagainya.

Tujuan, Kelebihan dan Kekurangan dari DSS




Tujuan

Secara global, dapat dikatakan bahwa tujuan dari DSS adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan dengan memberikan alternatif-alternatif keputusan yang lebih banyak atau lebih baik dan membantu untuk merumuskan masalah dan keadaan yang dihadapi. Dengan demikian DSS dapat menghemat waktu, tenaga dan biaya. Jadi dapatlah dikatakan secara singkat bahwa tujuan DSS adalah untuk meningkatkan efektivitas (do the right things) dan efesiensi (do the things right) dalam pengambilan keputusan. Walaupun demikian, penekanan dari suatu DSS adalah pada peningkatan efektivitas dari pengambilan keputusan dari pada efisiensinya.

Kelebihan DSS

Decision Support System (DSS) dapat memberikan beberapa keuntungan- keuntungan bagi pemakainya. Menurut Turban (1995: 87) maupun McLeod (1995: 103) keuntungan-keuntungan tersebut meliputi:  
1.      Memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data/informasi untuk pengambilan keputusan.
2.      Menghemat waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3.      Menghasilkan solusi dengan lebih cepat dan hasilnya dapat diandalkan.
4.      Mampu memberikan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan, meskipun seandainya DSS tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dapat digunakan sebagai stimulan dalam memahami persoalan.
5.      Memperkuat keyakinan pengambil keputusan terhadap keputusan yang diambilnya.
6.      Memberikan keuntungan kompetitif bagi organisasi secara keseluruhan dengan penghematan waktu, tenaga dan biaya.

Kekurangan DSS

Walaupun dirancang dengan sangat teliti dan mempertimbangkan seluruh faktor yang ada, menurut Turban (1995: 250) DSS mempunyai kelemahan atau keterbatasan, diantaranya yaitu:
1.      Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.
2.      DSS terbatas untuk memberikan alternatif dari pengetahuan yang diberikan kepadanya (pengatahuan dasar serta model dasar) pada waktu perancangan program tersebut.
3.      Proses-proses yang dapat dilakukan oleh DSS biasanya tergantung juga pada kemampuan perangkat lunak yang digunakan.
4.      Harus selalu diadakan perubahan secara kontinyu untuk menyesuaikan dengan keadaan lingkungan yang terus berubah agar sistem tersebut up to date.
5.      Bagaimanapun juga harus diingat bahwa DSS dirancang untuk membantu/mendukung pengambilan keputusan dengan mengolah informasi dan data yang diperlukan, dan bukan untuk mengambil alih pengambilan keputusan.

Karakteristik DSS


Karakteristik DSS

Beberapa karakteristik DSS yang membedakan dengan sistem informasi lainnya adalah:
1.      Berfungsi untuk membantu proses pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun tidak terstruktur.
2.      Bekerja dengan melakukan kombinasi model-model dan tehnik-tehnik analisis dengan memasukkan data yang telah ada dan fungsi pencari informasi.
3.      Dibuat dengan menggunakan bentuk yang memudahkan pemakai (user friendly) dengan berbagai instruksi yang interaktif sehingga tidak perlu seorang ahli komputer untuk menggunakannya.
4.      Sedapat mungkin dibuat dengan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang tinggi untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan dalam lingkungan dan kebutuhan pemakai.
5.      Keunikannya terletak pada dimungkinkannya intuisi dan penilaian pribadi pengambil keputusan untuk turut dijadikan dasar pengambilan keputusan.

Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System).


Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System)

sub : Definisi DSS

Konsep Decision Support System pertama kali dinyatakan oleh Michael S. Scott Morton pada tahun 1970 dengan istilah “Management Decision System” (Sprague and Watson: 1993: 4) (Turban: 1995) (McLeod: 1995). Setelah pernyataan tersebut, beberapa perusahaan dan perguruan tinggi melakukan riset dan mengembangkan konsep Decision Support System. Pada dasarnya DSS dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan alternatif.
Ada berbagai pendapatan mengenai DSS, antara lain disebutkan di bawah ini (Daihani: 2001: 54):
1.      Menurut Scott, DSS merupakan suatu sistem interaktif berbasis komputer, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur, yang intinya mempertinggi efektifitas pengambil keputusan.
2.      Menurut Alavi and Napier, DSS merupakan suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem ini harus sederhana, mudah dan adaptif.
3.      Menurut Little, DSS adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
4.      Menurut Sparague and Carlson, DSS adalah sistem komputer yang bersifat mendukung dan bukan mengambil alih suatu pengambilan keputusan untuk masalah-masalah semi terstruktur dan tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
5.      Sedangkan menurut Al-Hamdany (2003: 519), DSS adalah sistem informasi interaktif yang mendukung proses pembuatan keputusan melalui presentasi informasi yang dirancang secara spesifik untuk pendekatan penyelesaian masalah dan kebutuhan-kebutuhan aplikasi para pembuat keputusan, serta tidak membuat keputusan untuk pengguna.
Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa DSS adalah suatu sistem informasi yang spesifik yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur secara efektif dan efisien, serta tidak menggantikan fungsi pengambil keputusan dalam membuat keputusan.
Karena DSS merupakan suatu pendukung pengambilan keputusan dengan menggunakan berbagai informasi yang ada, maka Raymond McLeod Jr. (1993) memasukkan DSS sebagai bagian dari Management Information System dan mendefinisikan DSS sebagai sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan. Menurut Laudon dan Laudon (1996: 46) meskipun DSS merupakan bagian dari MIS, namun terdapat perbedaan di antara keduanya. Perbedaan utamanya yaitu:
·         MIS menghasilkan informasi yang lebih bersifat rutin dan terprogram.
·         DSS lebih dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan yang spesisfik.

Macam-macam Keputusan


Macam-macam Keputusan

Menurut Kendall dan Kendall (2002: 37) terdapat tiga macam keputusan, yang biasanya dibayangkan oleh banyak orang bahwa keputusan sebagai keputusan-keputusan yang sudah ada dalam suatu deretan langkah dari terstruktur ke tidak terstruktur.

1.      Keputusan terstruktur adalah suatu keputusan di mana semua atau sebagian besar dari variabel-variabel yang ada diketahui dan bisa diprogram secara total. Keputusan yang terstruktur bersifat rutin dan memerlukan sedikit pendapat manusia begitu variabel-variabel tersebut diprogram.
2.      Keputusan tidak terstruktur adalah keputusan yang tetap resistan terhadap komputerisasi dan tergantung sepenuhnya pada intuisi.
3.      Keputusan semi terstruktur adalah keputusan yang bisa diprogramkan sebagian namun masih memerlukan pendapat manusia.

REGRESI DALAM ANAKOVA


            Dari ANAKOVA yang telah kita lakukan, maka kita bisa melihat ada tiga macam regresi, yaitu:

1. regresi untuk keseluruhan Y atas keseluruhan X
2. regresi dalam perlakuan
3. regresi semua rata-rata untuk Y atas semua rata-rata untuk X (dalam contoh kita adalah reresi tiga rata- rata YA, YB,dan  YC atas tiga rata-rata XA, XB, dan XC)
            
Dalam ANAKOVA, kita berusaha untuk mengadakan koreksi atas penyesuaian nilai-nilai Y dalam perlakuan. Untuk koreksi ini, maka koefisien arah untuk regresi dalam perlakuan ditaksir oleh b dalam  rumus di bawah ini.
Dengan koefisien regresi ini, maka rata-rata Y dikoreksi kerena pengaruh X terhadap Y menjadi:
                                                      
                                                        Yio (dikoreksi) = Yio – b(Xio – Xoo)

Dengan                        Yio = rata-rata variabel Y dalam perlakuan ke i
                                    Xio = rata-rata variabel X dalam perlakuan ke i
                                    Xoo = rata-rata untuk semua variabel X

UJI ANAKOVA.


Perhatikan suatu studi tentang variable Y yang menjadi variabel respon akibat efek faktor atau faktor – faktor lain. Dalam bab-bab yang lalu, varriabel Y ini dianggap hanya terjadi semata-mata sebagai efek faktor atau faktor-faktor (termasuk interaksinya) yang kita perhatikan ditambah efek-efek umum dan kekeliruan yang kesemuanya diperhitungkan melalui suatu model matematika tertentu. Akan tetapi, ada kenyataanya nilai-nilai variabel Y bisa berubah-ubah oleh karena ada variabel lain, katakanlah X, di samping Y merupakan akibat efek faktor-faktor yang dipelajari. Jadi, kecuali faktor atau faktor-faktor memberikan efek terhadap Y, masih ada variabel (atau barangkali variabel-variabel) yang beubah-ubah seiring dengan terjadinya perubahan variabel Y. Variabel atau variabel – variabel X ini sering tidak mungkin dapat dikontrol selama kita melakukan eksperimen, akan tetapi masih dapat diukur bersama-sama dengan variabel Y. Variabel X yang bersifat demikian dinamakan variabel iringan tau variabel komitan.
            Dengan adanya hal seperti ini, maka untuk melakukan analisa mengenai variabel respon Y sebagi efek faktor atau efek faktor-faktor, maka perlulah terlebih dahulu ”memurnikan” variabel Y dari variabel konkomitan. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan ”menyingkirkan” pengaruh X terhadap Y baru lalu kemudian melakukan analisisi terhadap Y yang sudah dimurnbikan untuk melihat efek faktor-faktor yang dipelajari. Analisis ini dinakamakan analisis kovarians, disingkat ANAKOVA.

Contoh
Untuk mempelajari efek seberapa metoda mengajar berhitung kepada anak-anak SD kelas VI misalnya, sebelum metode tersebut digunkan, terlebih dahulu anak-anak diberi tes awal. Setelah metoda mengajar selesai diberikan, pada akhir pelajaran diberikan tes akhir yang isinya sama dengan tes awal. Atas kedua hasil tes ini, kita bisa menentukan variabel respon Y sebagai selisih nilai tes akhir dan nilai tes awal untuk tiap anak. Jika nilai tes awal kita sebut X, maka dalam hal ini ada kemungkinan bahwa respon Y dipengaruhi oleh variabel X mengajar yang digunakan. Dalam hal ini, sebelum diteliti mengenai Y sebagai efek metoda mengajar dengan menggunakna Anava, maka perlu dilakukan dahulu analisis regresi Y atas X. Dengan kata lain, untuk ini perlu dilakukan anilis kovarians.
            Dari uraian dan contoh di atas mudah ditangkap bahwa pada dasarnya analisis kovarians merupakan perkawinan antara analisi regresi dan analisis varians. Dalam hal ini analisi untuk hal-hal sederhana.  


aplikasi teknologi telekomunikasi dan teknologi komputer untuk mendukung proses pengambilan keputusan


Aplikasi teknologi komunikasi dan teknologi komputer untuk mendukung proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
·           Transaction Processing Systems (TPS)
adalah sistem informasi yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS merupakan sistem tanpa batas yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan external dan pimpinan bisa melihat data yang dihasilkan oleh TPS secara langsung.
·           Management Information System ( MIS )
        Digunakan untuk mengkonversi data yang berasal dari TPS menjadi informasi yang berguna untuk mengelola organisasi dan memantau kinerja. Dipakai oleh semua level manajemen.
·           Decision Support System (DSS)
        Memiliki fungsi untuk mendukung pembuatan keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan actual masih merupakan wewenang ekslusif pembuat keputusan.Hampir sama dengan SIM tradisional karena keduanya sama-sama tergantung pada basisdata sebagai sumber data Expert System dan Artificial Inteligent.
·           Executive Information System (EIS)
adalah sistem informasi yng menyediakan fasilittas yang fleksibel bagi manajer dan eksekutif dalam mengakses informasi eksternal dan internal yang berguna untuk mengidentifikasi masalah atau mengenali peluang. Pemakai yang awam dengan computer pun tidak sulit mengoperasikannya karena system dilengkapi dengan antarmuka yang sangat memudahkan peakai untuk menggunakannya (user-friendly). Digunakan oleh manjemen tingkat menengah dan atas.
·           Excecutive Support Systems (ES)
        berfungsi untuk menyediakan pengetahuan pakar pada bidang tertentu untuk membanatu pemecahan masalah. Digunakan oleh orang yang hendak memecahkan masalah yang memerlukan kepakaran.
·           Office Automation System (OAS)
        OAS digunakan untuk mendukung pekerja data. Biasanya tidak menciptakan hal baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum membagikannya atau menyebarkannya secara keseluruhan, dengan organisasi dan kadang-kadang diluar itu. Contoh : Word Processing, Spreadsheets, electronic Schedule, Email, Video Conference

Decision support system adalah sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasi data yang digunakan untuk membantu pengambilan keputusan pada situasi yang semiterstruktur dan situasi yang tidak terstruktur dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat.
·           DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis, dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas.
·           DSS tidak dimaksudkan untuk mengotomasikan pengambilan keputusan,tetapi memberikan perangkat interaktif yang memungkinkan pengambilan eputusan dapat melakukan berbagai analisis dengan menggunakan model-model yang tersedia.

Pengertian kepemimpinan (leadership) dan lankah serta contoh di pemimpin di dunia pendidikan


Pengertian kepemimpinan (leadership)

Ada beberapa pengertian kepemimpinan, yaitu sebagai berikut:
·           Kepemimpinan adalah kemampuan membujuk orang lain agar mau melakukan apa yang diinginkan oleh pemimpin dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
·           Kepemipinan adalah daya untuk mendorong dan mengarahkan orang-orang untuk bergerak mencari tujuan komunitas.                                                                                                                                         
·           Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi, mendorong, menggerakkan, mengarahkan, dan  memberdayakan seluruh sumber  daya yang ada untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
·           Kepemimpinan adalah suatu perilaku dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.


Pemimpin atau manager kelas dunia dan langkah-langkah apa yang dilakukan

Pemimpin atau manager kelas dunia adalah seorang pemimpin atau manager yang mampu membuat perubahan terjadi, bukan seorang pemimpin atau manager yang hanya dipengaruhi perubahan.

   Langkah–langkah yang dilakukan adalah:
1.      Merencanakan perubahan
2.      Menggabungkan system yang akan memfasilitasi perubahan
3.      Memberdayakan karyawan untuk membuat perubahan
4.      Memberikan penghargaan atas program perubahan yang sukses.

Penerapan kepemimpinan di Universitas Padjajaran:
Organisasi kemahasiswaan di UNPAD, yang lebih dikenal dengan nama KEMA (Keluarga Mahasiswa), dipimpin oleh satu presiden yang bertanggung jawab atas seluruh organisasi, namun Presiden juga dibantu oleh Wakil Presiden yang hanya bertanggung jawab atas pusat kegiatan organisasi dalam hal ini adalah UKM. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kesatuan komando (unity of command) yang dipegang oleh satu pimpinan, yaitu Presiden. Dengan demikian meminimalisir konflik antar elemen yang kemungkinan bisa terjadi.
Kedudukan Presiden adalah tetap sebagai pemegang komando tertinggi dan pengambil keputusan walaupun ada Wakil Presiden untuk membantu sebagian tanggung jawabnya, namun otoritas Presiden tidak juga ikut dibagi dengan Wakil Presiden.