Senin, 22 Oktober 2012

Inovasi Six Sigma di Caterpillar

(Vibiznews – Strategic) – Inovasi tidak bisa sejalan dengan Six Sigma? Caterpillar menunjukkan bahwa mereka bisa mengimplementasikan keduanya dengan baik. Berikut ini adalah contoh kisah sukses Caterpillar seperti disarikan dari laporan IBM Global Business Services.

Sekitar 8 tahun lalu, Caterpillar dilanda masalah yakni empat tahun dengan pendapatan yang flat serta persaingan yang semakin ketat. Sehingga untuk memenangkan persaingan kembali dan mendongkrak growth, maka Caterpillar memutuskan untuk mengadopsi pendekatan Lean Six Sigma, yang juga mereka sebut dengan ‘6 Sigma’ pada Januari 2001. Tujuan mereka adalah menciptakan customer-driven innovation secara kontinu. Tantangan yang mereka hadapi sangat besar, dengan 27 unit bisnis terpisah dan karyawan lebih dari 72,000 orang yang berada di enam benua berbeda dan berbicara dalam berbagai bahasa.

Transformasi terbesar yang dilakukan Caterpillar adalah dari aplikasi pendekatan Six Sigma menjadi pengembangan strategi. Pemimpin berperan disini, karena menggunakan hasil pengumpulan dan analisa data pelanggan, pasar dan kapabilitas perusahaan sendiri, para CEO dan komite strategic planning merancang sebuah visi mendetail untuk Caterpillar tahun 2020. Visi ini dibagi menjadi 3 rencana lima tahunan. Visi ini menetapkan ukuran mengenai seluruh faktor penting yang menjadi kunci sukses organisasi, mulai dari posisi pasar, kualitas, kinerja order-to-delivery, safety, dan faktor penting lainnya. Sehingga, perusahaan secara keseluruhan memiliki tujuan spesifik yang sama.

Pelaksanaan awal 6 Sigma terdiri dari 1,100 proyek, mulai dari perbaikan kecil, inovasi produk baru hingga pendekatan radikal dalam bekerja. Salah satu perubahan pertama pada proses adalah merancang supaya R&D meliputi interaksi langsung dengan pelanggan. Sehingga, mulai dari teknisi, karyawan, dan klien bekerjasama untuk memecahkan masalah dan mengembangkan solusi, serta menjalin hubungan dengan baik.

Misalnya melalui hubungannya dengan pelanggan asal Kanada yang merupakan perusahaan penambang minyak dari pasir, mereka mempelajari bagaimana cara mengekstrak minyak dari pasir. Sehingga insight ini membantu perusahaan dalam membentuk truk tambang yang sama sekali berbeda dari sebelumnya. Caterpillar kemudian merancang truk tambang yang tersedia untuk lima konfigurasi unik, yang disesuaikan dengan profil tanah. Sehingga, pelanggan seperti dari pertambangan minyak pasir, juga bisa memilih konfigurasi sesuai dengan mereka.

Mereka juga berhasil mengembangkan mesin diesel yang membuatnya unggul dalam persaingan. ACERT®Technology yang mereka miliki dapat mereduksi emisi dan lebih efisien. Caterpillar juga mendesain ulang jadwal proses produksi pada fasilitas manufaktur Caterpillar, sehingga dapat memangkas lead time sebesar 50 persen.

Secara kseluruhan, Caterpillar menuai hasil yang luar biasa dari inisiatif Lean Six Sigma yang mereka jalankan. Pada tahun pertama peluncuran 6 Sigma secara global, Caterpillar berhasil memperoleh benefit yang lebih besar dibandingkan biaya implementasinya. Sejak itu, 6 Sigma menjadi salah satu komponen penting dalam kesuksesan Caterpillar.

Salah satu hal yang berperan penting adalah peran pemimpin dalam merancang dan mengelola perubahan ini. Mereka berkomitmen untuk menerapkan 6 Sigma pada Caterpillar, dan menciptakan visi mendetail hingga 2010. Komunikasi yang jelas dari pemimpin ke organisasi tentunya juga menjadi kunci sukses mereka. (RP)


sumber : http://www.managementfile.com

0 komentar:

Posting Komentar