(managementfile – Quality) – Untuk melakukan continuous improvement
dalam organisasi, salah satu metode yang digunakan adalah Six Sigma.
Jika Six Sigma digabungkan dengan Balanced Scorecard, maka keduanya
menjadi tool yang makin powerful, karena menyelaraskan antara proyek Six
Sigma dengan tujuan dan strategi organisasi.
Six Sigma merupakan aktivitas proyek yang dilakukan organisasi dalam
rangka continuous improvement, yang diharapkan dapat menghasilkan
penghematan sekaligus meningkatkan kinerja.
Sementara itu, Balanced Score Card merupakan tool yang dapat membantu
organisasi untuk berfokus kepada aspek-aspek penting dalam bisnis,
sekaligus melakukan evaluasi terhadap perkembangan yang sudah dicapai.
Dalam Balanced Score Card, karyawan harus mengubah tujuan organisasi
menjadi metrik kinerja dari empat aspek. Keempat aspek berikut inilah
yang menjadi sudut pandang dari Balanced Score Card.
• Customer: bagaimana pelanggan memandang organisasi?
• Internal Process: di area mana yang seharusnya menjadi unggulan organisasi?
• Learning/Growth: bagaimana organisasi dapat meningkatkan dan menciptakan value?
• Financial: bagaimana pemegang saham memandang organisasi?
Bagaimana Six Sigma dan BSC bisa menjadi perpaduan yang sempurna?
Intinya adalah karena keduanya merupakan metode yang dapat membantu
meningkatkan kinerja dari organisasi.
BSC membantu dalam rangka menunjukkan area-area mana saja yang perlu
ditingkatkan. Melalui BSC, maka metric-metrik akan memperoleh 3 jenis
rating, yakni merah untuk buruk, kuning untuk mixed, dan hijau untuk
sempurna. Dengan rating ini, maka kita dapat mengetahui aspek mana yang
perlu diperbaiki. Selanjutnya, maka dirancanglah proyek-proyek Six Sigma
yang ditujukan untuk meningkatkan aspek-aspek yang lemah.
Metode Six Sigma menjalankan proyek-proyek yang berupaya dalam
meningkatkan kinerja organisasi. Sementara itu, BSC kembali menjadi
metrik yang menjadi tolak ukur dari kemajuan dari kinerja organisasi.
Jadi, penggunaan BSC menjadikan proyek Six Sigma yang dilakukan selaras
dengan tujuan dan strategi organisasi. Apa yang menjadi focus
organisasi, kemudian ditingkatkan lewat Six Sigma.
Faktor yang menjadi kunci sukses dari penggunaan Six Sigma dan BSC ini
adalah partisipasi dari seluruh karyawan untuk berpartisipasi dalam
melakukannya. Pentingnya Six Sigma dan BSC harus dikomunikasikan dengan
baik kepada seluruh karyawan.
Balanced Scorecard juga bermanfaat sebagai alat mengkomunikasikan
strategi pada karyawan. Melalui BSC. maka karyawan akan dapat memahami
bahwa kontribusi mereka terkait langsung dengan kinerja organisasi.
Mereka akan memahami bahwa . empat perspektif dalam BSC saling
berpengaruh satu sama lainnya. Sehingga, keempat perspektif tersebut
semuanya harus berjalan dengan baik, jika strategi ingin berjalan dengan
lancar, dan tujuan organisasi tercapai.
Ketika rating jatuh ke indikator merah, tentunya ini menunjukkan bahwa
terdapat kinerja yang bermasalah. Jika karyawan paham pentingnya Six
Sigma dan BSC, maka mereka akan berinisiatif untuk mengambil langkah
dalam melakukan perbaikan dalam area yang bermasalah tersebut. Apalagi,
jika satu area mengalami masalah, maka ini berpotensi menghasilkan
masalah ke area lainnya.
Sehingga, Six Sigma dengan Balanced Scorecard akan menjadi tools yang
powerful jika digabungkan. Six Sigma meningkatkan kinerja, sementara BSC
menyediakan indikator lewat metrik untuk mengevaluasi kinerja.
Penggunaan keduanya juga memungkinkan untuk menyelaraskan antara
continuous improvement dengan strategi dan tujuan organisasi.
Sumber: http://www.managementfile.com
My name
Archive
-
▼
2012
(17)
-
▼
Oktober
(7)
- (Vibiznews – Strategic) – Inovasi tidak bisa sejal...
- (Vibiznews – Strategic) – Inovasi tidak bisa sejal...
- Inovasi Six Sigma di Caterpillar
- Peran Krusial Six Sigma dalam Pemerintahan
- Mengenal Thoughts Process Map, Tool Six Sigma
- Menggabungkan Six Sigma dan Balance Scorecard
- Implementasi Six Sigma di Industri Jasa
-
▼
Oktober
(7)
Blogger news
Senin, 22 Oktober 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
-
Tujuan Secara global, dapat dikatakan bahwa tujuan dari DSS adalah untuk meningkatkan kemampuan para pengambil keputusan dengan m...
-
KONSEP KUALITAS Masa dahulu, produk2 yang cacat (yang bisa menyebabkan kecelakaan, kerusakan dan pencemaran) tidak menjadi masalah utama,...
-
(managementfile – quality) – Six Sigma merupakan metodologi yang awalnya dipopulerkan oleh Motorola pada tahun 80-an untuk melakukan qualit...
-
Evolusi Manajemen Kualitas Kualitas menjadi faktor utama bagi konsumen sebelum memutuskan membeli suatu produk (barang atau jasa). Pro...
-
Tahapan Metodologi Lead User Research Ada empat tahapan yang harus dilakukan dalam Lead User Research , yaitu : a. Stage 1: Project P...
-
INOVASI TECHNOLOGY PUSH VS NEED PULL Pada tahap eksplorasi ada 3 pola proses pengenalan dan pengembangan produk/jasa baru yaitu : 1...
-
Elemen mesin dapat diartikan sebagai bagian dari komponen tunggal yang digunakan dalam konstruksi mesin , dan setiap bagian memiliki fung...
-
Turban (1995: 108) maupun Sparague and Watson (1993: 10) menyatakan bahwa dalam merancang serta menggunakan DSS dikenal tiga tingkata...
-
Mate 4-inch- diameter sheave with 6-inch-diameter sheave. Their centerlines can range from 18 to 20 inches apart. Select length of belt a...
-
(Vibiznews – Strategic) – Inovasi tidak bisa sejalan dengan Six Sigma? Caterpillar menunjukkan bahwa mereka bisa mengimplementasikan keduan...
0 komentar:
Posting Komentar